بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
Bismillahirrahmanirrahim……
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang
Karena sifatnya yang apa adanya serta perasaan aman dan tentram, yang muncul dihati ketika bersanding dengannya. Begitulah kira-kira watak suamiku yang membuat aku jatuh cinta kepadanya.
Lima tahun sudah dalam masa pernikahan kami. Entahlah terkadang, harus aku akui bahwa telah timbul rasa jenuh dan lelah dengan kehidupan berumah tangga dengan suamiku yang monoton, yang tiada keromantisan, tiada perubahan sejak dulu, dan alasan mencintainya dulu telah berubah menjadi sesuatu yang menjemukan.
Adalah aku seorang perempuan yang berjiwa sentimental dan sangat sensitif serta berperasaan sangat halus. Dalam inginku sangat merindukan suasana romantis seperti halnya seorang anak yang menginginkan belaian manja kepada Ayah dan Ibunya, termasuk aku yang slalu ingin belaian manja kepada suamiku.
Tetapi semua itu hanya berupa bayangan yang hitam semata, tanpa kulihat hanya bisa kunikmati dalam mimpi dan kini tak lagi kuperoleh.
Suamiku kini sangat jauh berbeda dari apa yang aku harapkan dulu atas apa yang aku bayangkan dulu. Perhatian dan rasa sensitive suamiku itu sangat kurang dan ketidakmampuannya dalam menciptakan suasana yang romantis dalam pernikahan kami, semuanya telah musnah bak harapan tentang kehidupan yang ideal seperti layaknya hubungan harmonis antara suami dan istri.
Aku harus berani, aku harus tegas dan aku harus berani menanyakan kepadanya bahkan aku akan siap memberanikan diri menyatakan keputusan untuk bercerai.
"Mengapa?" Suamiku bertanya terkejut.
"Aku lelah.. kamu tidak pernah memberikan cinta yang aku inginkan."
Setelah terucapkan semua kata yang ingin aku ucapkan kepadanya, suamiku hanya terdiam dan termenung sepanjang malam hingga larut didepan laptop kerjanya. Dan aku tau, seolah-olah ia sedang mengerjakan sesuatu, padahal tidak, melihatnya begitu, kekecewaanku semakin menjadi-jadi, ketika seorang lelaki sebagai suami yang tidak dapat dan tidak pernah menuangkan perasaannya yang romantis, apalagi yang dapat aku harapkan darinya?
Dan apa yang aku harapkan ungkapan diamnya suamiku itu tlah aku nanti, akhirnya dia bertanya…"Duhai Istriku, Apa yang dapat aku lakukan untuk mengubah pikiranmu ini?"
Aku tatap matanya dalam dalam dan dengan suara perlahan, "Aku ada satu pertanyaan, jika kamu menemukan jawabannya, aku akan mengubah pikiranku. Seandainya, aku menyukai sepucuk bunga yang ada ditebing gunung itu dan kita berdua tau jika kamu memanjat gunung itu, kamu akan mati. Apakah kamu tetap akan melakukannya untukku?" Begitu pintaku. Suami dengan wajah yang tenang walau aku tau didalam hatinya merasa gundah, ia pun menjawab, "Baiklah istriku, aku akan memberikan jawabannya besok pagi". Tiba-tiba saja hatiku langsung gundah mendengar reaksi dari jawabannya ini.
Tibalah suara sunyi nan senggang menyambut pagi, sinar sang matahari tlah menembus kaca jendela rumah kami, berdegup kencang hatiku menanti jawaban darinya dan setelah aku lihat-slihat suamiku tidak berada dirumah dan aku menemukan selembar kertas yang diatasnya telah menari-nari sebuah kalimah dengan coretan tangannya dibawah sebuah gelas yang berisi susu hangat untukku,
"Sayang…sebelum engkau membaca surat ini, minumlah susu hangat yang tlah aku buatkan sarapan pagi untukmu dan mengenai bunga itu, aku tidak akan mengambilnya untukmu. Tetapi izinkanlah aku untuk menjelaskannya alasannya…"
Kalimat pertama ini sangat menghancurkan hatiku dan tak sesuai jawaban dari yang aku harapkan, Aku terus membacanya
"Sayang.. engkau biasa menggunakan komputer dan selalu menghadapi masalah kerusakan program didalamnya dan akhirnya menangis tersedu-sedu didepan monitor, aku harus memberikan jari-jariku ini supaya dapat membantumu dan memperbaiki programnya dan membantumu menyelesaikan masalahmu"
"Engkau selalu lupa membawa kunci ketika keluar rumah dan aku harus memberikan kaki-kakiku supaya dapat menendang pintu dan membuka pintu untukmu ketika pulang"
"Engkau sangat senang jalan-jalan keluar kota dan sering tersesat ditempat-tempat baru yang engkau kunjungi. Aku harus menunggu dirumah dan membantumu agar dapat memberikan mataku untuk menjelaskan jalan melalui peta"
"Engkau selalu kelelahan saat pergi dengan temanmu setiap bulan dan Aku harus memberikan tanganku untuk memijit kakimu yang terkilir"
"Engkau seorang yang senang diam dirumah dan aku selalu khawatir engkau akan menjadi "aneh" dan aku harus membelikanmu sesuatu yang dapat menghiburmu dirumah atau meminjamkan lidahku untuk menceritakan hal-hal lucu yang aku alami.."
"Engkau selalu menatap komputermu, membaca buku dan itu tidak baik untuk kesehatan matamu. Aku harus menjaga mataku, agar ketika kita tua nanti, Aku masih dapat menolong memotong kukumu dan mencabuti ubanmu.."
"Sayang, tanganku ini akan memegang tanganmu, membimbingmu menyusuri pantai, menikmati matahari pagi dan pasir yang indah, menceritakan warna warna bunga yang bersinar dan indah seperti cantiknya wajahmu."
"Tetapi sayangku… Aku tidak akan mengambil bunga itu untuk mati. Karena, aku tidak sanggup melihat matamu mengalir menangisi kematianku nanti.."
"Sayangku.. aku tau diluar sana ada banyak orang yang mampu mencintai lebih dari aku mencintaimu.."
"Jika semua yang telah kuberikan dengan tanganku, kakiku, mataku, tidak cukup bagimu.."
"Aku tidak dapat menahan dirimu mencari tangan, kaki dan mata lain yang dapat membahagiakanmu.."
Dan tanpa disadari runtuh airmataku jatuh diatas tulisan suratnya dan membuat tintanya menjadi kabur, tetapi aku berusaha untuk membaca selanjutnya.
"Dan sekarang sayangku.. Engkau telah selesai membaca jawabanku. Jika engkau berpuas hati dengan semua ungkapan hati ini dan tetap menginginkan aku untuk tinggal dirumah yang ramah ini, tolong bukakan pintu rumah kita, aku sekarang sedang berdiri diluar pintu menunggu jawabanmu.."
"Jika engkau tidak puas sayangku… biarkan aku masuk untuk mengambil barang-barangku dan aku tidak akan menyusahkan hidupmu lagi.."
"Percayalah sayang, kebahagiaanku adalah ketika engkau bahagia"
Bergegas aku segera berlari membuka pintu dan melihatnya berdiri didepan pintu dengan wajah sendu sambil tangan memegang susu dan roti kesukaanku.
Wassalam..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar